2017 sempat ditawari jadi calon ketua karang Taruna Kabupaten oleh SEKDA. RICHO JAWIR, “NIAT SAYA BERPOLITIK SAYA JUJUR, SAYA TIDAK MAU MENCEMARI KARTAR DENGAN KEPENTINGAN PRIBADI SAYA”

Pacitan KontrovetsiNews.id - 
Sosok kontroversial Richo Dwi Cahyono alias Richo Jawir sudah tidak asing dalam dunia politik Pacitan, pria berusia 34 tahun ini aktif diberbagai kegiatan kepemudan, kewirausahaan, UMKM, olah raga, seni, budaya, pariwisata, ekonomi kreatif, dan politik sejak masa kepemimpinan bupati Indartato.


Pria yang akrab dipanggil mas Jawir (Jawa Ireng) ini juga pernah menjadi bagian penting dari tokoh tokoh besar dan menjabat KETUA UMUM di organisasi strategis di Pacitan, beberapa diantaranya staf sekretaris Lazisnu PBNU Adna Mangkunegara, Humas Ketua DPRD PACITAN Ronny Wahyono, KETUA UMUM HIPMI PACITAN, KETUA UMUM GEKRAF PACITAN, sekretaris badan rehabilitasi penyalah gunaan NAPZA JAWA TIMUR, dll.

Richo pernah mendapatkan banyak penghargaan dari bupati Pacitan Indartato mulai dari pegiat batik, pendiri Yayasan Generasi Pesona Pacitan, penggagas kegiatan kompetisi lomba foto Ronthek Pacitan, Inisiator berdirinya fasilitas panggung besar Pancer juga atas inisiasinya dalam forum dialog diacara yang dia gagas Pancer Dorr Summer Festival, selain itu didunia politik dia pernah menjadi Ketua komunitas sayap Edhie Baskoro Yudhono elang biru Pacitan, dan sekretaris BMI DEMOKRAT Pacitan yang di prakarsai oleh Agus Harimurti Yudhoyono.


Richo pernah mendapat tawaran menjadi ketua karang taruna dimasa pemerintahan Bupati Indartato yang waktu itu Sekda dijabat oleh  Sukowiyono, tetapi langsung ditolak, baginya KARANG TARUNA adalah lembaga yang harus netral dari kepentingan politik pribadi. stigma masyarakat atas dirinya sebagai orang politik dengan memanfaatkan segala cara untuk mendapatkan kursi dijaga betul.


“Menjadi ketua karang taruna berat pak dhe, saya orang politik, saya ingin berkolaborasi saja dengan KARTAR, saya tidak mau terjadi perpecahan yang melibatkan generasi muda karena kepentingan pribadi saya dengan memanfaatkan jabatan saya disana, yang berdampak buruk rusaknya marwah organisasi tersebut dan roso handarbeni pemuda pacitan kepada organisasi itu pasti akan memudar karena adanya korelasi politik saya, Organisasi itu visi misinya berbeda dengan Parpol, saya memilih membesarkan organisasi saya sendiri dari pada harus menjadikan organisasi KARTAR untuk kepentingan pribadi saya, saya takut tergoda dengan anggaran daerah yang tidak pantas untuk saya manfaatkan dalam hal pribadi pada akhirnya, dan saya rasa itu lebih berkelas, ngadek nek sikile dewe lebih gentlemen”, tuturnya.

Ditanya tentang sikap politik kedepan, Richo menjawab masih mengamati. 

“Saya masih mengamati pak dhe, tapi dengan dinamika yang ada saya sedang membiarkan masyarakat terbentur, dan akhirnya mereka semua akan terbentuk, politik itu susah dipahamkan dijelaskan tapi bisa dirasakan, apalagi jika hasilnya tidak sesuai expektasi, dan yang diuntungkan adalgah politikus yang baik kedepannya”(pacitan wonderful)