"Ning Ojo Kui", Statement Yang Populer Saat Nobar Final U-19 di Kediaman Rony Wahyono"
Pacitan KontroversiNews - Ada ada saja istilah yang dipakai masyarakat dalam menyampaikan uneg uneg hatinya.Dan hal tersebut disamapaikan tidak memandang tempat dan situasi. Karena keinginan masyarakat itu bebas dan fkeksibel.Termasuk prnyampaian di dalam menyambut pilkada 2024 Kabupaten Pacitan yang kurang beberapa bulan ke depan.
Kemenangan kesebelasan Garuda Muda usia 19 dalam final melawan Thailand dengan skor akhir 1-0, disambut dengan riang gembira oleh puluhan para gibol saat nobar di rumah kediaman Ketua DPRD Pacitan, Rony Wahyono, senin 29/7/2024. Nampak hadir di acara yang penuh riang gembira puluhan tokoh masyarakat, mantan birokrat eselon dua, aktifist sosial dan penggiat lingkungan dari Ngadirojo, Tulakan, Punung dan Kecamatan lainnya.
Tuan ruah nobar, Ronny Wahyono yang juga sedang mensolidkan kendaraan menuju bursa Pacitan_1, membisikkkan kepada awak media, "Ngapunten, saya mohon maaf jika penyelenggaraan nobar ini kurang maksimal. Ini mendadak sekali, kita perkirakan hanya sekira 20 an orang yang bakal hadir. Kenyataannya ini mungkin sekitar 80 an orang. Hanya jawilan dan getok tular, kemarin pak Hartadi yang usul acara nobar," jelasnya.
Dalam sambutan pambagyo, Ronny sapaan akrab Ronny Wahyono menyampaikan, "Bapak-bapak dan ibu, alhamdulillah ya Garuda Muda kita menang. Kita patut syukuri kejuaraan ini. Selanjutnya, mohon doa restu dan dukungan. Kita ingin meneruskan perjuangan almarhum (Bupati Suyono) untuk membangun Pacitan. Membuat Pacitan lebih sejahtera, lebih sehat dan lebih berkemajuan."ulasnya.
Di luar ruang nobar, pewarta menjumpai salah seorang tokoh penggerak lingkungan, H S Adi yang memberikan pernyataan, "Warga Pacitan dari berbagai titik yang pernah saya datangi dalam rangka pelestarian lingkungan menyampaikan, mereka masih tetap setia dan hormat pada SBY, sebagai tokoh nasional kebanggaan masyarakat Pacitan. "Ning Ojo Kui."katanya
Dengan ekspresi berbeda, Wardoyo warga Arjosari memperkuat Adi, "Kita ingin pemimpin yang visioner dan berani keluar dari zona nyaman, tidak mengelola pemerintah berdasar like dis-like. Perlu terobosan yang cerdas, berani membuat inovasi dan improvisasi yang bahasa bukunya out of box. Makanya kita pingin pemimpin yang betul-betul mengerti tangis dan keluh kesah masyarakat. Pacitan dan SBY tetap di hati, "ning Ojo kui". imbuhnya.(red)